Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan

 

Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.

Metode pelaksanaan pekerjaan merupakan salah satu persyaratan teknis penawaran Penyedia untuk Tender Pekerjaan yang bersifat kompleks dan/atau pekerjaan yang diperuntukkan bagi kualifikasi usaha besar.

Pemaketan Pekerjaan Konstruksi untuk nilai HPS sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) disyaratkan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;

Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk nilai HPS di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) disyaratkan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah;

Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk nilai HPS di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar non badan usaha milik negara; atau

Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.

Dengan demikian, metode pelaksanaan pekerjaan tidak menjadi persyaratan teknis penawaran Penyedia untuk kualifikasi usaha kecil dan menengah (untuk nilai HPS sampai dengan 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah). Dengan mengirimkan dokumen penawaran secara elektronik peserta telah menyatakan melaksanakan metode pelaksanaan sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan.


Berikut Contoh METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KECAMATAN


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Kedewan Provinsi : Jawa Timur

Tahun Anggaran : 2020

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

      Metode pelaksanaan pekerjaan harus bias menjelaskan aspek-aspek per item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Metode pekerjaan yang diambil juga harus bias menciptakan hasil pekerjaan dengan ketentuan tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Diharapkan dengan adanya metode pelaksanaan pekerjaan yang berkualitas, menjadi jaminan kelancaran pekerjaan dilapangan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada Daftar Kuantitas dan Harga da Rancangan Kerja Syarat serta ketentuan yang lain sebagaimana tercantum pada Dokumen Pengadaan pekerjaan ini.

    2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari metode pelaksanaan ini adalah memberikan suatu gambaran tentang pemahaman terhadap situasi pekerjaan, ketepatan dalam menganalisa langkah pelaksanaan, dan pemahaman terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan agar didapatkan hasil pekerjaan yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat guna sesuai gambar rencana, bedasarkan suatu kajian yang terperinci.

BAB II

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

    1. Pekerjaan Persiapan

      1. Pree Constraction Meeting (PCM)

        Setelah penandatangan kontrak dan telah menerima surat perintah mulai kerja (SPK), maka penyedia jasa akan melaksanakan persiapan awal yaitu pembuatan Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai dasar untuk pelaksanaan pekerjaan nanti.

      2. Sosialisasi

        Sebelum semua pelaksanaan di mulai, penyedia jasa segera melaksanakan sosialisasi dengan pihak-pihak yang terkait, seperti Kepala Desa, Tokoh Masyarakat setempat sehingga pelaksanaan pekerjaan bias terkendali dan lancer.

      3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan

        Pembersihan lapangan perlu dilakukan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimana bertujuan untuk membersihkan lapangan dari segala kemungkinan yang akan mengganggu pelaksanaan kontruksi atau pelaksanaan kegiatan pekerjaan

        secara keseluruhan. Hasil pembersihan lapangan ditumpuk atau dibuang ketempat pembuangan yang nantinya tidak akan mengganggu kegiatan pelaksanaan.

      4. Pengukuran

        Pengukuran dilakukan pada lokasi kerja, pengukuran profil memanjang dan melintang dengan tetap mengacu pada bench mark/control point yang telah ditentukan oleh direksi pekerjaan. Dan pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

        1. Memasang patok-patok bantu.

        2. Mengukur potongan melintang dengan jarak arah memanjang dengan jarak tertentu.

        3. Pengukuran dilaksanakan pada arah memanjang maupun terhadap potongan melintang.

        4. Hasil pengukuran dilanjutkan dengan penggambaran sebagai gambar hasil pengukuran yang selanjutnya dibuat sebagai pedoman pembuatan gambar kerja.

        5. Setelah pekerjaan selesai kemudian dilakukan pengukuran akhir untuk dasar membuat MC 100% dan As. Built Drawing.

        6. Alat yang digunakan untuk pengukuran :

          • Waterpass

          • Meter Ukur

          • Rambu Ukur

          • Patok-patok

      5. Fasilitas Lapangan

        Menyediakan kantor lapangan, gudang, dan lain-lain :

        1. Kantor Lapangan

          Untuk keperluan administrasi dilapangan baik untuk pelaksana atau direksi akan disediakan dengan menyewa rumah penduduk setempat dan lokasinya diupayakan dekat dengan lokasi pekerjaan dan pada tepat ini akan disediakan pula barak kerja maupun gudang lapangan.

        2. Penerangan

          Untuk kebutuhan penerangan baik untuk kantor lapangan akan disiapkan listrik, begitu pula untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan apabila diperlukan lembur pada malam hari.

        3. Air Kerja

          Air kerja juga akan disediakan agar dalam pekerjaan nantinya dapat berjalan dengan baik dan kwalitas airpun harus yang bersih dari pencemaran atau sesuai standar. Dan untuk penggunaan air akan berkoordinasi dengan manajemen instansiterkait.

      6. Kegiatan Administrasi dan Dokumentasi

        Administrasi meliputi laporan progress pekerjaan (harian, mingguan, bulanan), MC-0 dan MC-100, shopdrawing, as. Built drawing, termasuk pengurusan termyn pekerjaan dan kegiatan surat menyurat. Administrasi dilakukan selama proses pekerjaan berlangsung. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan dicantumkan sebagai berikut :

        1. Kemajuan pekerjaan fisik setiap macam pekerjaan dalam Daftar Item Pekerjaan untuk satu minggu yang lalu dan estimasi rencana kemajuan kerja untuk minggu berikutnya.

        2. Inventarisasi dari peralatan dan bahan material yang berada ditempat pekerjaan.

      7. Dokumentasi

        Sebagai dokumentasi pendukung kegiatan semua proses/tahapan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 (tiga) seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dana rah yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.

      8. Design Mix dan Trial Mortar

        Untuk mendapatkan mutu beton yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis maka sebelumnya dibuat desain mix beton (rancangan campuran beton) sebagai acuan untuk pelaksanaan nantinya dilapangan, demikian pula untuk mortar pasangan batu sebelumnya juga akan dibuat percobaan kuat tekan mortar. (hal tersebut akan dilakukan pada laboratorium yang direkomendasikan/disetujui oleh direksi).

      9. Papan Nama Pekerjaan

        Penyedia Jasa akan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bias dengan mudah terbaca umum.

      10. Jalan Masuk Ke Daerah Kerja

        Sebelum melakukan pekerjaan, dilakukan kegiatan mobilisasi, diantaranya yaitu:

        1. Mobilisasi peralatan yang dibutuhkan.

        2. Mobilisasi Bahan/Material.

        3. Mobilisasi Tenaga Mobilisasi Tenaga meliputi personil inti/utama dan tenaga kerja.

    2. Muthual Check 100%

      Muthual Check (MC) 100% akan dilaksanakan tahapan sebagai berikut :

      1. Penyedia Jasa bersama dengan direksi teknis melakukan pengukuran hasil akhir pekerjaan dilapangan.

      2. Dari hasil pengukuran tersebut akan dibuat gambar as built drawing untuk dasar perhitungan volume pekerjaan akhir.

    3. Pekerjaan Finishing

      Penyedia jasa akan meneliti dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang kurang rapi dan sempurna untuk semua jensi pekerjaan.

    4. PHO

      Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, penyedia jasa akan mengajukan pemeriksaan hasil pekerjaan untuk keperluan serah terima pekerjaan antara penyedia jasa dan kuasa pengguna anggaran untuk yang pertama kalinya (PHO).

    5. Pekerjaan Pasca Pelaksanaan (Masa Pemeliharaan)

      Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu pada saat penyerahan pertama sampai dengan penyerahan akhir supaya kondisi hasil pekerjaan tetap seperti semula pada saat diadakan serah terima pekerjaan selesai yang pertama. Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa selama masa pemeliharaan adalah :

      1. Penyediaan personil struktur organisasi untuk melaksanakan pemeliharaan sesuai waktu yang tercantum dalam kontrak sampai dengan penyerahan akhir pekerjaan.

      2. Pemantuan secara periodic sesuai kesepakatan antara pengguna dan penyedia jasa.

      3. Membuat berita acara hasil peninjauan bersama berikut laporannya secara periodik.

      4. Membuat dokumentasi hasil peninjauan/inspeksi.

    6. FHO

Setelah masa pemeliharaan selesai dan kerusakan-kerusakan telah diperbaiki pada masa pemeliharaan, penyedia jasa akan mengajukan pemeriksaan hasil pemeliharaan pekerjaan untuk keperluan serah terima pekerjaan antara penyedia jasa dan kuasa pengguna anggaran untuk yang kedua kalinya (FHO).

BAB III URAIAN PEKERJAAN

Daftar pekerjaan dari paket pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Kedewan Adalah sebagai berikut :

  1. Pembersihan Lokasi

    Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, halangan-halangan, semak-semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau mengganggu keberdaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    Tahapan pekerjaan :

    • Melakukan pekerjaan survey pengukuran, Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah yang akan dibersihkan. Batas daerah yang akandibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan.

    • Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan alat yang sesuai.

    • Menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar atau tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui direksi pekerjaan.

  2. Pasang Bouwplang/Uitzet Buat dan Pasang Papan Nama

    Pekerjaan pemasangan bouwplang dilakukan setelah proses pengukuran/uitzet : Tahapan pekerjaan :

    • Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti tercantum pada daftar di atas. Pastikan semuanya lengkap agar tidak terjadi kesulitan dalam pemasangan bouwplang nantinya.

    • Buat tiang pancang dari kayu berukuran 1.00m sebanyak empat buah. Caranya yaitu lancipkan salah satu ujung kayu memakai parang agar mudah ditancapkan ke dalam tanah.

    • Tancapkan kayu tiang pancang pertama ke dalam tanah sambil dipukul menggunakan palu, pelan saja supaya menancap kuat dan tidak mudah goyak. Tancapkan tiang kayu tersebut sampai bagian yang tersisa diatas permukaan tanah setara dengan ketinggian permukaan lantai yang direncanakan.

    • Agar kedudukannya semakin mantap, sebaiknya tiang pancang ditahan lagi dengan dua bilah kayu. Periksa tingkat ketegakannya memakai unting-unting untuk memastikan tiang pancang tersebut berdiri tegak.

    • Ulangi pemasangan tiang pancang di ketiga sudut area lahan pembangunan lainnya. Jangan lupa untuk memeriksa ketegakan posisinya memakai unting-unting. Cek juga tingkat ketinggian tiang pancang menggunakan waterpass dari selang guna memastikan semua tiang pancang mempunyai ukuran ketinggian yang sama persis.

    • Pasang papan kayu yang diposisikan secara horizontal menghubungkan tiang pancang yang satu dengan lainnya. Sekali lagi periksa permukaan yang dibentuk oleh papan kayu yang dipasang mendatar ini benar-benar rata. Kini tercipta sebuah penanda dari kayu yang mengelilingi area lahan pemabangunan.

    • Bentangkan benang sebagai penanda tanah yang akan digali untuk keperluan pekerjaan pondasi bangunan dan pendirian dinding. Benang ini diikatkna dari sisi papan kayu yang dipasang dalam posisi mendatar ke sisi papan kayu di seberangnya sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Lakukan sampai seluruh penanda dari tali tersebut selesai dipasang.

    • Cek sekali lagi posisi dan ketinggian pemasangan benang-benang tadi supaya dapat dipastikan sesuai dengan rencana proyek pembangunan.

      Uitzet / Pengukuran :

    • Pemberishan dan pembuatan jalan masuk sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul, tanah bahan timbunan harus bersih dan di kupas setebal minimum 20cm.

    • Uitzet, pemasangan profil dan bouwplang pada pekerjaan ini harus disediakan alat ukur yang diperlukan.

      Barak kerja dan gudang digunakan untuk menyimpan materal atau bahan bangunan yang perlu dilindungi dari cuaca.

      Papan nama proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek dan ditopang kayu kaso. Papan Nama Proyek ini berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

      1. Nama Kegiatan

      2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan

      3. Biaya pekerjaan / nilai kontrak

      4. Sumber dana

      5. Jangka waktu

      6. Nama Penyedia Jasa

  3. Pembongkaran

    1. Bongkar Atap & Rangka :

      Lepas satu persatu susunan genting lalu dilanjutkan dengan melepas bagian kerangka yang terdiri reng dan usuk. Jika memakai bahan dari kayu, perlu lebih berhati-hati karena banyak paku yang bias melukai kaki atau tangan. Selain itu ketika melepas kayu, perhitungkan dengan cermat agar posisi duduk tidak berada pada kayu yang berhubungan dengan kayu lain yang sedang dilepas. Hal yang sama juga harus dilakukan pada kerangka yang terbuat dari besi baja.

    2. Bongkar Plafond & Rangka :

      Setelah atap selesai dibongkar selanjutnya melepas satu-persatu plafond yang akan dibongkar, selanjutnya baru kerangka plafond dibongkar.

    3. Bongkar Dinding :

    Bongkar dinding yang ukurannya, karena dinding ini sudah tidak punya elemen penahan, maka resiko bias roboh dan jatuh sendiri menjadi lebih besar, dan sebelum dibongkar sebaiknya dilakukan penyiraman lebih dulu menggunakan air, agar debu yang berterbangan bias diminimalkan. Perhitungkan jatuhnya arah dinding agar tidak mengenai bangunan yang lain.

  4. System Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

    Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama mas pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi perlengkapan keselematan kerja seperti safety line, rambu-rambu, papan promosi keselamatan, dan lain-lain. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi.

    Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertama pada kecelakaan yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan. Menggunakan SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja. SOP diajukan kepada direksi untuk dievaluasi. Meyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada direktur keselamtan.

  5. Pengeboran Strouss 30-3.00m

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Tahap pertama sebelum mulai bekerja yaitu mensetting alat. Setting alat dalam borpile manual tidak terlalu ribet dan tidak memakan tempat, yaitu hanya tinggal menyusun pipa dengan mata bor dan mempersiapkan alat pendukung lainnya.

    2. Pengeboran ini dilakukan dengan cara memasukkan mata bor ke titik yang sudah ditentukan dengan memberi tekanan agar mata bornya cepat penuh isinya. Mata bor diangkat ke atas, proses ini dilakukan terus menerus sampai kedalam yang diinginkan.

  6. Galian Tanah Biasa

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bouwplang pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna/dicat.

    2. Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bouwplang.

    3. Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bouwplang untuk kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi.

    4. Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah

    5. Bagian tanah yang digali adalah pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power).

    6. Galian tanah pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pasangan pondasi kearah memanjang/sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan ex. Galian ditempatkan smeentara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan pick up.

  7. Urugan Tanah Kembali

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Tanah bekas galian, dikembalikan dalam tanah yang akan di urug.

    2. Membuat batas dengan patok yang lainnya, agar diperoleh permukaan tanah yang rata sesuai dengan level yang ditentukan.

    3. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan

    4. Untuk pemadatan menggunakan alat pemadat yang sesuai.

  8. Urugan Tanah Pilihan

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Menyediakan tanah urugan dengan kualitas baik.

    2. Membuat batas-batas, patok-patok, menarik benang dari 1 patok ke patok yang lainnya, agar diperoleh permukaan tanah rata-rata sesuai dengan level yang diharapkan.

    3. Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dahulu supaya terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan nantinya.

    4. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi dan setiap lapis diikuti pemadatan.

    5. Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper).

    6. Dilakukan test kepadatan tanah dilapangan sesuai spesifikasi.

    7. Memperhatikan kekuatan penahan tanah sekeliling urugan.

  9. Urugan Pasir Urug

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pasir urug diratakan pada dasar galian pondasi dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.

    2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.

    3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang direncanakan.

  10. Beton Strouss  30cm

    Tahapan Pekerjaan :

    Pengecoran merupakan tahapan terakhir dari borpile ini, yang jadi perhatian apabila lubang bor penuh dengan air perlu di pasang pipa paralon (sebagai pipa tremi) sebagai pengantar adukan cor agar cor bercampur dengan air.

  11. Beton Lantai Kerja

    Pengecoran lantai kerja dilakukan setelah galian selesai dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya.

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air).

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concrete Vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

  12. Beton Poor

    Pengecoran beton poor dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  13. Beton Sloof

    Pengecoran Sloof dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  14. Beton Kolom

    Pengecoran Kolom dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  15. Beton Balok

    Pengecoran Balok dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  16. Beton Kanopi/Pelat Topi

    Pengecoran Kanopi/Pelat Topi dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan

    beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya.

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton(semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  17. Beton Pelat Lantai

    Pengecoran Pelat Lantai dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton(semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  18. Beton Pelat Tangga

    Pengecoran Pelat Tangga dilakukan setelah begesting dan baja tulangan telah dipastikan terpasang dengan sempurna. Agar diperoleh hasil yang baik maka pembuatan beton dilakukan dengan concrete mixer, concrete vibrator dan perlengkapan pendukung lainnya. Tahapan Pekerjaan :

    1. Bahan-bahan untuk campuran beton(semen, pasir, aggregat kasar, dan air)

    2. Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concrete mixer.

    3. Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

    4. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.

    5. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

    6. Setelah minimal 12jam pada saat pengecoran begesting dapat dibongkar.

  19. Pembesian Strouss  30 cm

    Tahapan Pekerjaan :

    Pembesian dilakukan dengan pembuatan spiral terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pemotongan besi buat jari-jari sebagai besi pokok. Selanjutnya tinggal rangkai besi tadi dengan jarak yang telah ditentukan. Jika perangkaian besi telah selesai selanjutnya tinggal memasukkannya ke dalam lubang yang telah di bor tadi.

  20. Pembesian Poor

    Pembesian beton Poor harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  21. Pembesian Sloof

    Pembesian beton Sloof harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  22. Pembesian Kolom

    Pembesian beton Kolom harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  23. Pembesian Balok

    Pembesian beton Balok harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  24. Pembesian Kanopi/Pelat Topi

    Pembesian beton Kanopi/Pelat Topi harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  25. Pembesian Pelat Lantai

    Pembesian beton Pelat Lantai harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  26. Pembesian Pelat Tangga

    Pembesian beton Pelat Tangga harus dipastikan terikat dengan baik, khususnya pada bagian sambungan dan memiliki standar SNI.

    Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dengan tahapan pekerjaan :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    2. Besi tulangan dipotongan dengan alat pemotong besi dan dirangkai sesuai gambar kerja.

    3. Besi tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar besi tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

  27. Begesting Poor

    Begesting beton Poor dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  28. Begesting Sloof

    Begesting beton Sloof dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  29. Begesting Kolom

    Begesting beton Kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  30. Begesting Balok

    Begesting beton Balok dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  31. Begesting Kanopi/Pelat Topi

    Begesting beton Kanopi/Pelat Topi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  32. Begesting Pelat Lantai

    Begesting beton Pelat Lantai dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  33. Begesting Pelat Tangga

    Begesting beton Pelat Lantai dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang sesuai gambar kerja, begesting ini menggunakan multiplek dan diberi tembiring usuk dan stut menggunakan kayu dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Begesting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

    2. Begesting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

    3. Begesting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagian struktur beton sesuai yang direncanakan.

    4. Perencanaan begesting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

    5. Sambungan begesting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

    6. Bahan begesting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

    7. Pemasangan begesting harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja baik secara vertical maupun horizontal.

  34. Pasangan 1/2 Bata 1 Pc : 4 Ps

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan.

    2. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. Kemudian mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan, kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung ke ujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadaan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingkat berikutnya. Harus dipastikan ketebalan adukan/mortas harus tetap sama dan demikian juga pengisian adukan/mortar antar bata harus sama.

    3. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukang dengan kondisi adukan/mortar masih dalam keadaan basah. Jika adukan/mortar sudah kering maka harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

    4. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera diratakan dengan menggunakan sendok semen/roskam supaya permukaan tetap rata, jangan biarkan sampai mongering karena hal itu sangat memperngaruhi kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

    5. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung ke ujung bagian dinding yang dipasangkan, kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung ke ujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding. Pastikan tetap memasang dalam 1 garis lurus seuai dengan benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

  35. Plesteran 1 Pc : 4 Ps

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pekerjaan plesteran dimulai dengan jalan membuat kepalaan plesteran pada sisi vertical dengan jarak 1 m sesuai dengan ketebalan plesteran.

    2. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram atau dibasahi dengan air. Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencapir adukan plesteran tidak boleh mengandung zat kimia seperti asam dan garam.

    3. Selanjutnya adukan plesteran dapat diaplikasikan secara merata dari bawah ke atas di antara kedua kepalaan plesteran, setelah itu ratakan dengan menggunakan jidar aluminium. Untuk jidar yang digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran hingga rata dan lurus.

    4. Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi minimal 1 kali per hari.

    5. Setelah plesteran kering dan rata kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian.

  36. Pasangan Bata Ringan 10 x 20 x 60 cm

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan.

    2. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. Kemudian mulai memasang bata ringan pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan, kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung ke ujung. Lakukan pengecekan leveling diatas bata ringan yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata ringan semuanya dalam keadaan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingkat berikutnya. Harus dipastikan ketebalan adukan/mortas harus tetap sama dan demikian juga pengisian adukan/mortar antar bata ringan harus sama.

    3. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata ringan, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata ringan dengan pelan sampai bata ringan tetap rata, pemukulan dapat dilakukang dengan kondisi adukan/mortar masih dalam keadaan basah. Jika adukan/mortar sudah kering maka harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

    4. Jika bata ringan sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera diratakan dengan menggunakan sendok semen/roskam supaya permukaan tetap rata, jangan biarkan sampai mongering karena hal itu sangat memperngaruhi kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

    5. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata ringan yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung ke ujung bagian dinding yang

    dipasangkan, kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung ke ujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding. Pastikan tetap memasang dalam 1 garis lurus seuai dengan benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

  37. Plesteran Mortar

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pekerjaan plesteran dimulai dengan jalan membuat kepalaan plesteran pada sisi vertical dengan jarak 1 m sesuai dengan ketebalan plesteran.

    2. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram atau dibasahi dengan air. Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencapir adukan plesteran tidak boleh mengandung zat kimia seperti asam dan garam.

    3. Selanjutnya adukan plesteran dapat diaplikasikan secara merata dari bawah ke atas di antara kedua kepalaan plesteran, setelah itu ratakan dengan menggunakan jidar aluminium. Untuk jidar yang digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran hingga rata dan lurus.

    4. Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi minimal 1 kali per hari.

    5. Setelah plesteran kering dan rata kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian.

  38. Acian

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Persiapkan bahan dan peralatan sesuai kebutuhan.

    2. Campur semen dan air dengan komposisi yang merata.

    3. Taburkan campuran semen tersebut kedalam salah satu ember/timba yang berisi air dengan perlahan-lahan, jangan diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.

    4. Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.

    5. Siram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah dan tunggu sebentar (agar dinding tidak banyak menyerap air semen dan mempercepat proses perekatan).

    6. Aplikasikan acian ke permukaan dinding dengan menggunakan roskam.

    7. Ratakan dan haluskan dengan menggunakan roskam dan ulangi hingga rata.

    8. Haluskan dan ratakan acian dengan kuas yang telah dicelupkan air.

    9. Setelah agak kering, haluskan permukaan acian dengan menggunakan bertas bekas semen sampai rata dan halus.

  39. Benagan Sudut

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Tentukan sudut yang merupakan pertemua dua sisi dinding yang akan ditutup atau diberi lapisa plester, caranya dengan menggunakan benang yang ditarik dari atas lalu menuju kebawah sehingga bias membetnuk garis lurus yang tegas.

    2. Setelah itu ujung sudut yang sudah jadi kemudian dirapikan, sehingga tampilan sudut dapat terlihat semakin rapi.

  40. Pembuatan dan Pasang Kusen Pintu Aluminium

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ukur lebar dan tinggi pintu sesuai opening pintu.

    2. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3-5mm, baik kea rah lebar maupun kearah tinggi.

    3. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20cm dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun pintu dengan jarak 15- 20cm dari bagian tepi (untuk putaran vertical).

    4. Masukkan/pasang lagi daun puntu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudia beri tanda pada tiang/ambang tegak pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pintu.

    5. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.

    6. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen/pengunci engsel.

    7. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuak dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.

  41. Pembuatan dan Pasang Kusen Jendela Aluminium

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ukur lebar dan tinggi jendela sesuai opening jendela.

    2. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, setel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3-5mm, baik kea rah lebar maupun kearah tinggi.

    3. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20cm dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20cm dari bagian tepi (untuk putaran vertical).

    4. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, setel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel jendela.

    5. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.

    6. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan pen/pengunci engsel.

    7. Setel lagi sampai daun jendela dapat membuak dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.

  42. Pembuatan dan Pasang Kusen Boven Aluminium

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

    2. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.

    3. Rentangkan benang untuk menentukan kedudukan boven.

    4. Setel kedudukan boven sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.

    5. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.

    6. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.

    7. Cek kembali kedudukan boven, apakah sudah sesuai pada tempatnya. Ketinggian dan ketegakan dari boven.

    8. Bersihkan tempat sekelilingnya.

  43. Pemasangan Roster

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pada saat pemasangan dinding maka kita harus persiapkan tempat/opening untuk pemasangan lubang angin (roster).

    2. Letakan roster di tempat yang sudah dibuat sebelumnya.

    3. Buat adukan untuk merekatkan antara roster dengan dinding.

    4. Lakukan finishing dinding dengan menggunakan adukan/mortar, pengisian dilakukan sampai tertutup semua celah antara dinding dan roster agar terlihat lebih rapi.

  44. Pasang Keramik Lantai

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air.

    2. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.

    3. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

    4. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik.

    5. Isian bagian/daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan/spesi.

    6. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las-lasan.

    7. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.

    8. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.

    9. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air/ember dan aduklah hingga rata.

    10. Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan bahan corn ad dengan menggunakan sendok spesi/roskam. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.

  45. Pasang Keramik Dinding

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Rendam keramik yang akan dipasang, rendam semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu didalam seember air. Hal ini bertujuan untuk memastikan pori-pori keramik sudah terisi air. Dengan demikian, adukan semen yang nantinya diaplikasikan di bagian belakang keramik tersebut akan menempel/menyatu dengan baik. Jika keramik tidak direndam terlebih dahulu, maka kandungan air didalam adukan semen akan diserap oleh pori-pori keramik. Akibatnya adukan semen tidak bias mongering sempurna sehingga daya ikatnya melemah.

    2. Buat adukan semen, untuk memasang keramik di permukaan dinding, dengan menggunakan adukan semen sebagai bahan perekatnya. Adukan semen ini terbuat dari campuran semen, pasir, dan air dengan perbandingan sesuai spesifikasi teknis, untuk meningkatnya daya rekatnya tidak ada salahnya menambahkan bubuk semen kering ke adukan yang sudah jadi.

    3. Tempelkan adukan semen pada dinding, adukan smeen yang sudah selesai dibuat kemudian bias ditempelkan ke permukaan dinding yang akan dipasangi keramik, usahakan buat adukan semen yang tidak terlalu encer supaya keramik lebih cepat menempel. Setelah itu, biarkan sejenak sampai kandungan air di adukan tersebut sedikit berkurang.

    4. Oleskan adukan semen pada keramik, keluarkan satu keeping keramik dari air rendaman. Berikan adukan semen pada bagian belakangnya, kemudian ratakan bentunya menggunakan roskam/sendok spesi. Bagian pinggir keramik tersebut tidak perlu diberi adukan semen terlalu tebal. Sebab ketika keramik ditekan untuk meratakan permukaannya, maka adukan semen yang ada di bagian tengah secara otomatis akan menyebar ke pinggir.

    5. Pasang keramik pada posisinya, pemasangan keramik dinding harus dimulai dari bagian paling atas dinding menuju ke bagian terbawah. Pasanglah keramik padaposisinya yang sudah ditentukan di dinding. Setelah sudah pasm berikan pukulan sedikit di keramik tersebut agar sejajar dengan talu penunjuk. Kemudian untuk menahan sementara posisi keramik tersebut supaya tetap di tempatnya dan tidak merosot ke bawah, bias memasang paku tepat di bawah keramik. Kedua paku inilah yang akan menyangga keramik. Paku-paku tersebut baru boleh dilepaskan setelah adukan semen mengering.

    6. Pasang patokan besar nat, sebelum memasang keramik yang selanjutnya disamping keramik yang sudah terpasang, pasanglah patokan terlebih dahulu. Patokan ini

      berfungsi untuk memberikan celah diantara susunan-susunan keramik yang nantinya akan diisi nat. silahkan pakai benda-benda apa saja yang mempunyai ketebalan ukuran yang sama sebagai patokan. Kemudian tekan menggunakan palu karet supaya keramik bias menjepit patokan tersebut.

    7. Periksa kembali tingkat kerataannya, lakukan pengecekan ulang untuk memastikan keramik sudah terpasang dengan benar, baik pada sisi atas, bawah, maupun samping.

    8. Bersihkan seluruh permukaan keramik dengan lap kain.

  46. Pemindahan Panel dan Meter Listrik

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Cara memasang KWH Meter yaitu dengan melakukan pemasangan atau repair instalasi listrik, tentu kita akan bekerja dengan menggunakan alat agar membantu mempermudah pekerjaan kita dalam menyiapkan instalasi listrik. Mungkin diantara peralatan tersebut akan sering digunakan kedepannya, oleh karenanya, belilah atau siapkan peralatan yang juga dapat digunakan berulang atau peralatan yang tidak mudah rusak. Peralatan yang baik, tentu mungkin akan lebih mahal dibanging peralatan biasa. Namun hal ini lebih baik, sebab selain untuk menjaga keamanan, umumnya alat yang lebih mahal memiliki tingkat keamanan yang lebih baik pula. Sehingga keamanan kita juga dapat lebih terjamin. Cara menyambung kabel listrik membutuhkan beberapa peralatan yang dapat membantu kita untuk mengintalasi listrik antara lain obeng, beberapa jeni tang, cutter atau pisau, gunting kecil, gergaji besi, tape rol, hingga betel atau palu. Sebaiknya juga kita menyiapkan test pen. Alat ini sangat berguna dalam mengetes alat instalasi yang terpasang atau pada saat memperbaiki instalasi listrik. Untuk pengaman diri, maka kita juga sebaiknya menyiapkan sarung tangan.

    2. Dalam memasang instalasi listrik, maka kita perlu menempatkan pengaman. Pengaman sendiri dapat berupa sekering atau MCB. Alat ini masing-masing juga memiliki box tersendiri yaitu box sekering atau box MCB. Sekering dan MCB (sirkuit pemutus) memiliki fungsi mengamankan arus listrik apabila sudah tidak aman. Umumnya sekering fungsi mengamankan arus listrik bila terjadi gelombang listrik yang tidak aman. Namun sayangnya, karena cara kerja sekering adalah dengan melelehnya potongan logam didalamnya sehingga dapat memutuskan listrik, menyebabkan sekering tersebut hanya bias sekali pakai. Jika logam dalam sekering sudah terputus, maka harus diganti dengan sekering baru. Mungkin hal ini sedikit dapat membuat lebih boros.

    3. Kabel yang digunakan selanjutnya adalah kabel NYM 3x4 mm2 dan kabel BC 6 mm2. Kabel NYM sendiri berfungsi untuk menghubungkan KWH meter (sumber listrik). Umumnya orang-orang tidak menempatkan kotak pengaman dan sumber listrik secara berjauhan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena harga kabel ini yang terbilang mahal. Selain kabel NYM terdapat juga kabel BC. Kabel ini berfungis

      menghubungkan sumber listrik dengan batang arde. Antara sumber listrik dan batang arde sendiri juga biasanya diletakkan berdekatan. Kemungkinan juga disebabkan karena harga kabel yang juga mahal.

    4. Mengetahui cara menyambung kabel listrik dengan berbagai warna kabel sangat membantu pada proses pengerjaan instalasi listrik tersebut. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan kesalahan pemasangan kabel dalam cara memasang kabel listrik. Mungki hal ini sebenarnya terserah pada kita. Namun tujuan memahami serta menyeragamkan pemasang kabel sesuai warna agar bagi pemasang instalasi, hal tersebut menjadi patokan umum. Jadi bial setelah kita memasang instalasi listrik dengan anjuran warna yang ada, maka ketika ada orang lain yang kebetulan melakukan perbaikan pada instalasi tersebut, dirinya juga akan dengna mudah memahami pasangan hari kabel tersebut.

    5. Secara umum, kabel berwarna hitam merupakan kabel fasa (strum). Kabel kuning bergaris atau loreng untuk sebagai kabel ground, sedangkan kabel berwarna biru merupakan kabel netral. Selain itu kita juga menempatkan kabel lain yang bertujuan untuk menyambungkan saklar menuju lampu, misalnya kabel ini kita gunakan warna merah. Setelah itu, kita juga menghitung seberapa panjang kabel yang perlu kita siapkan. Kita juga meghitung panjang kabel yang digunakan pada fitiing lampu serta juga kabel yang akan digunakan pada sakelra dan stop kontak (SC). Dalam jalur utama instalasi listrik, kita menyiapkan 3 kabel, antara lain kabel fasa (strum), kabel netral, dan kabel ground. Biasanya beberapa rumah hanya menggunakan kabel fasa dan kabel netral. Namun menambahkan kabel ground dapat membuat arus listrik lebih aman, terutama dengan alta elektornik yang dapat menimbulkan arus induksi.

    6. Pipa conduit merupakan pipa yang digunakan untuk melindungi kabel yang digunakan dalam memasang instalasi kabel listrik. Hal ini bertujuan untuk menjaga diri kita apabila ada suatu hal semisal kecelakaan yang terjadi yang dapat membuat pembungkus kabel rusak sehingga berpeluang terjadinya konsleting. Pipa ini juga melindungi kabeh dari kerusakan hewan perusak seperti tikus. Selain itu, pipa ini sangat membantu kita dalam melihat jalur instalasi serta melindungi diri kita terhadap kecelakaan kerja.

    7. Hal ini merupakan bagian terpenting, pemahaman dalam memasang kabel disini sangat penting, selain untuk melindungi keselamtan diri dalam memasang instalasi. Pemahaman cara pemasangan saklar lampu juga membantu kita dalam menghubungkan instalasi kabel-kabel yang akan dipasang agar tidak terjadi kesalahan maupun konsleting. Jika kita rahu atau kebingunan, maka sebaiknya kita meminta orang yang lebih ahli atau pandai untuk mendampingi diri kita. Mulailah dengan memasang instalasi-instalasi sederhana. Misalnya kita ingin menghubungkan antara sakelar dengan menghubungkan kabel ke fasa dan kabel ke lampu. Kabel ke lampu kemudian dihubungkan ke fitting lampu. Kaki fitting lainnya dihubungkan ke kabel ground atau kabel netral. Jadi ketika sakelar dihidupkan, maka tegangan dari fasa akan

    menuju ke lampu, sehingga lampu akan menyala. Sangatlah penting untuk kita perhatikan. Setiap lampu memiliki berbagai daya volt yang sesuai dengan pemakaian.

  47. Pasang Box MCB

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Hubungkan “phase” dan “netral” dari meteran listrik ke input MCB 2 pole menggunakan kabel aspan dan hubungkan pula kabel ground langsung ke terminal ground (brass electrical terminal connector).

    2. Hubungkan output phase (L) dari MCB 2 pole ke input MCB single pole kemudian jumper input phase dari MCB single pole ke input mcb single pole lainnya.

    3. Hubungkan output netral dari MCB 2 pole langsung ke terminal netral.

    4. Pasang kabel masing-masing output MCB single pole.

    5. Pasang juga kabel netral dan ground dari masing-masing terminal secukupnya.

  48. Pasang Titik Lampu

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Menyiapkan gambar layout penerangan :

      • Jumlah lampu yang akan dipasang

      • Jarak antar titik lampu

      • Jarak antar titik lampu dengan dinding atau partisi terdekat

      • Posisi saklar

      • Jenis saklar (tunggal atau ganda)

      • Group penerangan (jika lebih dari satu group)

    2. Alat dan bahan :

      • Reflector/armature

      • Lampu plc (besar watt disesuaikan dengan yang disyaratkan)

      • Pipa pvc conduit (sebagai pelindung kabel) beserta aksesorisnya (electrical tape, junction box, dll)

    3. Mulailah menentukan titik lampu pada langit-langit untuk selanjutnya diberi lubang pada plafond yang disesuaikan dengan ukuran fixture lampu kemudian pasanglah perkabelan beserta lampu.

  49. Pasang Stop Kontak

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa tidak ada tegangan listrik yang mengalir, kita dapat mematikan tegangan listrik di MCB atau langsung pada KWH meter.

    2. Cara memastikan bahwa lairan listrik sudah tidak ada adalah dengan masukkan tespen ke dalam stop kontak, jika tespen tidak menyala maka bias dipastikan arus listrik tidak ada dirangkaian tersebut.

    3. Buka dudukan stopkontak dengan menggunakan obeng plus.

    4. Setelah dudukan terbuka maka akan melihat sebuah rangkaian listrik di stop kontak yang terdiri dari 3 kabel yaitu fasa masuk, fasa keluar dan fasa stop kontak.

    5. Setelah selesai memasang sesuai dengan gambar maka bias dipastikan rangkaian listrik pada stop kontak telah bekerja dengan baik.

    6. Nyala kembali MCB atau KWH untuk memastikan rangkaian listik pada stop kontak bekerja atau tidak, sebelumnya pastikan perangkat elektronik yang lain tidak aktif ini untuk menjaga jika terjadi konsleting listrik.

  50. Pasang Saklar

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pasang kabel sumber pada input sakalr tunggal/ganda dan kencangkan baut pada saklar tunggal/ganda, kemudian untuk kabel output disambungkan ke lampu, pasang kabel tersebut ke saklar tunggal/ganda.

    2. Pasang saklar tunggal sesuai tempat yang ada pada gambar kerja.

    3. Kencangkan baut hingga saklar terpasang dengan rapat.

  51. Pasang Lampu

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Hubungkan fitting lampu dengan kabel. Lebih baik, mencoba terlebih dahulu untuk menyalakan pada posisi ini. Hal ini guna memastikan keadaan sambungan listrik, apakah sudah terpasang atau tidak. Jika sudah menyala, dapat melanjutnya ke tahap selanjutnya. Sebagai catatan, fitting lampu dipilih berdasarkan cara pemakaian serta konstruksi yang di inginkan. Jangan lupa, sesuaikan lampu yang ingin di gunakan dengan tipe fitting yang dipakai.

    2. Kemudian, fitting lampu yang baru dipasang ke lubang plafond yang sudah dibuat sebelumnya. Jangan lupa mengaitkan kembali ke plafond supaya fitting tidak jatuh karena beban yang diterimanya.

    3. Tahap terakhir adalah memasang reflector lampu. Selanjutnya dapat pula memasang lampu ke dalam box. Harap dicek terlebih dahulu sebelum hendak menyalakan lampu. Pastikan kondisi kabel dalam keadaan baik. Maka dari itu, setiap sambungan kabel perlu diisolasi dengan kuat supaya arus listrik tidak bocor, harus benar-benar teliti pada saat melakukan proses ini.

    4. Setelah semuanya selesai di cek dan dapat dinyatakan aman, maka barulah anda dapat menyalakan lampu dan lampu dapat digunakan.

  52. Pengecatan Dinding Interior

    Tahap Pekerjaan :

    1. Tembok harus diamplas terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran dan debu.

    2. Setelah diamplas dibersihkan dengan kain lap bersih.

    3. Beri lapisan dasar menggunakan wall sealer atau alkali resisting primer kemudian tunggu hingga sealer betul-betul kering.

    4. Adukan cat hingga rata dan sempurna kemudian kuaskan ke dinding.

    5. Lakukan dua kali pengecatan, pertama sebagai dasar, yang kedua untuk penutup pori- pori dinding yang masih terbuka sekaligus meratakannya.

  53. Pengecatan Dinding Eksterior

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ada begitu banyak jenis cat yang bisa digunakan untuk diterapkan pada dinding bagian luar. Namun hal pertama perlu memilih jenis cat yang bisa tahan dari masalah air. Sebab bagian tembok luar lebih rentan terkena air hujan yang pada akhirnya akan menjadikan cat lebih cepat rusak. Waterproof mempunyai peranan penting untuk mencegah air merember dan juga teksturnya lebih elastis.

    2. Plamir atau yang juga dikenal dengan plamur mempunyai peranan penting untuk menambah daya rekat cat pada dinding. Selain itu dempul juga kan mengurangi pori atau celah yang menjadikan dinding terlihat tidak rata. Jadi terapkan plamiran terlebih dahulu yang penting pori tembok tertutup dan bisa diamplas supaya halus.

    3. Pengamplasan plamir biasanya meninggalkan debu yang masih menempel pada dinding. Hal ini yang nantinya akan mengurangi daya rekat dan juga menjadikan cat tidak rata dan bahkan menimbulkan benjolan. Jadi bersihkan terlebih dahulu sisa debu tersebut dengan menggunakan lap atau alat lain seperti sapu.

    4. Hal terpenting ialah sudah menyiapkan cat dan diatur kekentalannya dengan menambah sedikit air. Hindari pemakaian air berlebih supaya cat tidak terlalu encer. Tujuannya ialah supaya hasil cepat rata dan tidak ada celah yang tertinggla. Selanjutnya gunakan kuas atau alat lain yang bisa meratakan warna cat pada seluruh permukaan dinding, kemudian tunggu hingga kering supaya bisa dilakukan pengecatan ulang bagi area yang tidak tertutup cat dengan sempurna.

    5. Lakukan dua kali pengecatan. Pertama sebagai dasar, yang kedua untuk penutup pori- pori dinging yang masih terbuka sekaligus meratakannya.

  54. Pengecatan Plafond

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Tutup bagian atas dinding yang berbatasan langsung dengan plafond menggunakan isolasi kertas.

    2. Sebaiknya gunakan roll sebagai alat untuk mengecat plafond. Bersihkan roll terlebih dahulu dari debu dan kotorang yang masih menempel.

    3. Mulailah proses pengecatan dari bagian pinggir plafond dengan menggunakan kuas ukuran sedang. Hal ini bertujuan agar hasil pengecatan di bagian pinggi rapi. Setelah itu lapisi cat pada plafond bagian tengah dengan menggunakan roll. Jaga agar

      ketebalan pelapisan cat dapat terus sama dan tidak belang. Bila cat yang menmpel di roll terlihat kurang, segera celupkan roll dalam bak cat yang telah dipersiapkan.

    4. Pada saat melapisi dengan roll, perhatikan arah gerakan roll. Untuk ruangan yang mempunyai dimensi dengan panjang dan lebar berbeda, maka sebaiknya kita memilih arah gerakan pada arah yang mempunyai panjang atau lebar ruangan yang terpendek. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan proses dan waktu pengeringan.

    5. Gunakan kaca mata pelindung mata pada saat mengecat plafond, supaya mata terhindar dari percikan/tetesan cat.

  55. Pengecatan Kalsiplang

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Bersihkan kalsiplang dari debu dan kotoran sebelum dicat.

    2. Setelah bersih, siapkan kuas dan cat.

    3. Mulailah proses pengecatan dengan menggunakan kuas, dan kuaskan ke area kalsiplang yang akan di cat.

  56. Pasang Kloset

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa PVC yang digunakan sebagai saluran pembuangan, pipa yang dapat digunakan minimal berukuran 4” dengan ujung pipa yang terhubung dengan closet adalah lurus saja tanpa sambungan.

    2. Buat gambar pemsangan keramik lantai dan dinding, tentukan posisi closet berada diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan keramik.

    3. Buat marking atau pengukuran posisi closet di ruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya.

    4. Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet yang telah direncanakan dan dilakukan pengukuran.

    5. Buat adukan beton untuk membuat dudukan closet dan membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet yang akan dipasang.

    6. Dalam posisi adukan yang belum mongering lakukan peletakan closet pada posisi yang tepat.

    7. Ukur kedataran coset dengan waterpas.

    8. Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman closet dengan air.

  57. Pasang Kran

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Siapkan kran yang akan dipasang tersebut.

    2. Lilitkan seal tape ke bagaian drat kran, seal tape ini berfungsi untuk mencegah kebocoran pada bagian drat tersebut.

    3. Pasang kran tersebut ke dalam pipa, cara memasangnya adalah searah dengan jarum jam.

    4. Putar kran tersebut sehingga kran tersebut dapat menempel dengan kuat.

    5. Jika sudah, silahkan dicoba, pastikan sambungan serta tidak ada kebocoran air, jika terdapat kebocoran periksa seal tape tadi.

    6. Kran siap digunakan.

  58. Pasang Floor Drain

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa pvc yang digunakan sebagai saluran pembuangan.

    2. Siapkan floor drain yang akan dipasang.

    3. Pasangkan floor drain dititik yang telah ditentukan sesuai dengan gambar kerja.

    4. Buatkan adukan mortar untuk merekatkan floor drain dan lantai.

  59. Pasang Bio Septiktank

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Persiapan lahan, gali tanah sesuai ukuran bio septiktank, beri landasan pasir yang dipadatkan atau susunan bata.

    2. Peletakan, letakan bio septiktank ke dalam galian tersebut dan atur posisi dengan benar, kemudian sambungkan pipa-pipa saluran (inlet, outlet, ventilasi).

    3. Pengisian dan penimbunan, isi bio septiktank dengan air 1/4 bagian melalui kedua manhole ke masing-masing ruangan.

    4. Timbun dengan tanah sekeliling bio septiktank setinggi leher manhole.

    5. Bio septiktank siap digunakan.

  60. Pasang Bak Mandi

    Bak mandi terasi biasanya sudah tersedia di pabrikan, pilihlah bak mandi ini sesuai ukurannya pada gambar kerja, untuk pemasangannya pun mudah, cukup diletakkan dikamar mandi / toilet.

  61. Pasang Pipa PVC

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Instalasi pipa pvc aw 3/4 tidak hanya terdiri dari satu pipa tetapi ada banyak pipa sesuai dengan panjang yang dibutuhkan.

    2. Maka dibutuhkan sambungan pipa.

    3. Gunakan lem khusus pipa pada saat melakukan penyambungan, dan segera sambungkan pipa sebelum lem mongering.

    4. Jika diperlukan gunakan seal tape agar pipa terikat kuat.

  62. Pasang Rangka Plafond Hollow

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Lakukan pengukuran garis ketinggian plafond di sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka plafond.

    2. Lakukan pemasangan siku metal pada tanda garis yang berfungsi sebagai penyangga hollow. Mulailah dari dinding dengan luas terpanjang. Bor siku metal pada setiap baut, dan pastikan baut telah masuk dengan erat.

    3. Lakukan pemasangan pada dinding yang lain dengan mengatur siku metal saling tindih, bentuk siku metal menjadi bentul L di ujung menggunakan gunting hollow.

    4. Potong hollow sesuai jarak yang telah dibuat dan tempatkan diatas siku meta, lalu kencangkan dengan baut.

    5. Gantungkan rangka utama pada kawat penggantung U slarap dan tempatkan diatas hollow dengan menyilang. Kaitkan persilangan kedua jenis metal dengan channel camp.

    6. Gunakan bracket dan hanger untuk memperkuat rangka pemasangan.

  63. Pasang Plafond Gypsum

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Setelah selesai memasang rangka plafond, pekerjaan selanjutnya adalah memasang papan gypsum. Untuk plafond polos, usahakan memasang plafond dari pinggir, bagian pinggir papan harus tepat berada di tenggah hollow sehingga papan gypsum selanjutnya juga dapat dipasang berdampingan. Gunakan bor untuk mengencangkan skrup. Usahakan agar kepala skrusp tidak tenggelam ke dalam kertas papan gypsum.

    2. Setelah semua papan gypsum selesai dipasang, selanjutnya menutup lubang dan nat dengan cornice. Pekerjaan ini disebut compound.

    3. Penghalus dan pemeriksaan seluruh bagian plafond.

  64. Pasang List Plafond Gypsum

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ukura panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian sambungan pojok).

    2. Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.

    3. Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dank ape. Bubuk compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum atau potongan tripleks). Dikarenakan compound setelah terkena air cepat mengeras

      (kurang lebih 10 menit). Maka saat pencampuran usahakan agar air yang dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.

    4. “Perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan “perekat” tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan plafond secara merata.

    5. Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi perekat tersebut ke dinding dan plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list).

    6. Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah list deengan kape karena biasanya pada saat penempelan ada bekas perekat yang keluar. Perapihan dapat dilakuakn dengan amplas.

    7. Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan menambah perekat.

  65. Pasang Rangka Siku 2L 50.50.3,2

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Gunakan meteran untuk mengetahu panjang bidang kerja.

    2. Beri garis penanda pada rangka sesuai kebutuhan, potonglah rangka tersebut tepat digasir penandanya, ikuti garis penanda saat pemotongan supaya hasil potongannya rapi.

    3. Rangka yang telah dipotong lantas dipasang sesuai pada gambar kerja.

  66. Pasang Jurai Rangka Siku 2L 50.50.3,2

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Perhatikan kemiringan jurai.

    2. Ukurlah panjang sesuai dengan bidang yang akan dipasang jurai.

    3. Pasang jurai sesuai dengan gambar kerja.

    4. Pastikan jurai terpasang dengan baik dan benar.

  67. Pasang Pelat Simpul

    Pelat simpul sebagai penghubung rangka atap dengan bantuan baut. Koneksi pada pelat simpul inilah yang akan menentukan ada tidaknya momen pada struktur rangka, dalam kasus ini digunakan baut dengan perelisan rangka saat pendesingan dengan tujuan tidak ada momen dan hanya ada gaya aksial yang bekerja pada rangka.

  68. Pasang NOK Siku 2L 50.50.3,2

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pasang rangka atap seperti biasa. Rangka yang biasa digunakan adalah rangka atap baja ringan.

    2. Kedua sisi atap dipasang genteng dari bagian bawah sampai bertemu keduanya di puncak atap.

    3. Bagian atas kuda-kuda atap, dipasang rigde tree, jangan lupa mengukur ridge tree sesuai dengan tinggi bagian bawah nok. Setelah ukurannya sesuai, bengkokkan bagian bawah ridge tree di atas kuda-kuda atap kemudian skrup.

    4. Di atar ridge tree, kita pasang ridge beam dan kemudian diskrup.

    5. Figaroll dipasang diatas ridge beam dengan panjang yang sama untuk kedua sisinnya. Kemudian Tarik gulugan sepanjang bubungan. Lalu lepas bagian lem di kedua ujung figaroll dan tempelkan ke genteng. Ketika kita menempelkannyam jangan lupa diberikan sedikit tekanan.

    6. Nok dipasang diatas figaroll kemudian kunci nok dengan skrup ridge beam. Kita harus berikan sealent diatas skrup agar air terhalang untuk masuk ke atap sehingga tidak menyebabkan kebocoran.

  69. Pasang Rangka Atap Galvalum (Usuk / Reng)

    Tahapan Pekerjaan :

    Memasang usuk/reng galvalum dengan prosil usuk/reng, dipasang dikedua sisi kuda-kuda, kemudian dikencangkan dengan screew dengan jarak pemasangan disesuaikan dengan jenis atap penutup yang hendak dipakai.

  70. Pasang Genteng Beton

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar.

    2. Bila menggunakan aluminium foil, maka lapisan terlebih dahulu di atas jurai dan rafter.

    3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan.

    4. Memasang satu jalur penutup atap terlebih dahulu dari bawah keatas. Pemasangan genteng beton harus lurus dan rapih agar polanya menjadi rapih dan tidak berbelok- belok.

  71. Pasang Genteng Bubungan Beton

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Beri profil dikanan dan kiri atap yang akan dipasang bubungan.

    2. Gunakan tarikan benang untuk meluruskan pemasangan bubungan.

    3. Pasang bubungan sesuai pada tarikan benang profil yang sudah dibuat sebelumnya.

  72. Pasang Listplang Kalsiplang 2/30cm

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Pergunakanlah benang untuk memastikan kelurusan pemasangan.

    2. Pasang papan listplang satu persatu dengan celah antara papan kurang lebih 4mm.

    3. Memasang listplang tersebut secara memanjang sesuai dengan gambar kerja.

    4. Setelah listplang terpasang, kemudian masing-masing disambungkan dengan skrup/screew dan sambungan diberi dempul, agar tampilan listplang terlihat lebih rapi.

  73. Pasang Pgar Hollow

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Siapkan bahan dan peralatan.

    2. Mengukur batang panjang hollow, kemudian potong sesuai dengan ukuran.

    3. Ukur batang penyangga, potong batang penyangga sesuai dengan ukuran.

    4. Ukur jari-jari pagar, potong jari-jari pagar sesuai dengan ukuran.

    5. Kemudian rakit pagar hollow sesuai dengan gambar kerja dengan cara di las

    6. Baut ring atau gelang pagar.

    7. Pasang pagar hollow sesuai pada gambar kerja.

    8. Lakukan finishing agar pekerjaan pagar hollow terlihat rapih.

  74. Pasang Railing Tangga

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Persiapkan bahan dan alat.

    2. Buat lubang di lantai tangga dengan bor untuk membuat dudukan railingnya.

    3. Kemudian pasang dudukan railing dengan menggunakan baut dynabolt untuk mengunci bantalan railingnya.

    4. Setelah bantalan terpasang, pasang railing tangga dan di stel agar tiang railing pas dengan bantalan yang telah dipasang sebelumnya.

    5. Jika railing sudah pas dengan bantalan kemudian dilakukan pengelasan.

    6. Pada saat pengelasan tetap menggunakan alat ukur untuk menjaga agar tidak miring.

  75. Pasang Batu Hias / Batu Alam (Pendopo)

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Rendam batu hias/batu alam yang akan dipasang, rendam semua batu hias/batu alam yang akan dipasang terlebih dahulu didalam seember air. Hal ini bertujuan untuk memastikan pori-pori keramik sudah terisi air. Dengan demikian, adukan semen yang nantinya diaplikasikan di bagian belakang batu hias/batu alam tersebut akan menempel/menyatu dengan baik. Jika keramik tidak direndam terlebih dahulu, maka kandungan air didalam adukan semen akan diserap oleh pori-pori batu hias/batu alam. Akibatnya adukan semen tidak bias mongering sempurna sehingga daya ikatnya melemah.

    2. Buat adukan semen, untuk memasang batu hias/batu alam di permukaan dinding, dengan menggunakan adukan semen sebagai bahan perekatnya. Adukan semen ini terbuat dari campuran semen, pasir, dan air dengan perbandingan sesuai spesifikasi

      teknis, untuk meningkatnya daya rekatnya tidak ada salahnya menambahkan bubuk semen kering ke adukan yang sudah jadi.

    3. Tempelkan adukan semen pada dinding, adukan smeen yang sudah selesai dibuat kemudian bias ditempelkan ke permukaan dinding yang akan dipasangi batu hias/batu alam, usahakan buat adukan semen yang tidak terlalu encer supaya batu hias/batu alam lebih cepat menempel. Setelah itu, biarkan sejenak sampai kandungan air di adukan tersebut sedikit berkurang.

    4. Oleskan adukan semen pada batu hias/batu alam, keluarkan satu keeping batu hias/batu alam dari air rendaman. Berikan adukan semen pada bagian belakangnya, kemudian ratakan bentunya menggunakan roskam/sendok spesi. Bagian pinggir batu hias/batu alam tersebut tidak perlu diberi adukan semen terlalu tebal. Sebab ketika batu hias/batu alam ditekan untuk meratakan permukaannya, maka adukan semen yang ada di bagian tengah secara otomatis akan menyebar ke pinggir.

    5. Pasang batu hias/batu alam pada posisinya, pemasangan batu hias/batu alam dinding harus dimulai dari bagian paling atas dinding menuju ke bagian terbawah. Pasanglah batu hias/batu alam padaposisinya yang sudah ditentukan di dinding. Setelah sudah pasm berikan pukulan sedikit di batu hias/batu alam tersebut agar sejajar dengan talu penunjuk. Kemudian untuk menahan sementara posisi keramik tersebut supaya tetap di tempatnya dan tidak merosot ke bawah, bias memasang paku tepat di bawah batu hias/batu alam. Kedua paku inilah yang akan menyangga batu hias/batu alam. Paku- paku tersebut baru boleh dilepaskan setelah adukan semen mengering.

    6. Pasang patokan besar nat, sebelum memasang batu hias/batu alam yang selanjutnya disamping batu hias/batu alam yang sudah terpasang, pasanglah patokan terlebih dahulu. Patokan ini berfungsi untuk memberikan celah diantara susunan-susunan batu hias/batu alam yang nantinya akan diisi nat. silahkan pakai benda-benda apa saja yang mempunyai ketebalan ukuran yang sama sebagai patokan. Kemudian tekan menggunakan palu karet supaya batu hias/batu alam bias menjepit patokan tersebut.

    7. Periksa kembali tingkat kerataannya, lakukan pengecekan ulang untuk memastikan batu hias/batu alam sudah terpasang dengan benar, baik pada sisi atas, bawah, maupun samping.

    8. Bersihkan seluruh permukaan batu hias/batu alam dengan lap kain.

  76. Pasang Baja WF 200x100, Siku & INP (Pendopo)

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Material baja disiapkan sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran yang akan digunakan.

    2. Persiapkan plate yang akan digunakan sebagai base plate, simpul, sambungan, dan stiffener. Ukurang plate dan ketebalan serta titik lubang baut menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik lubang baik harus benar presisi dengan

      menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih akurat, plate baja dipotong menggunakan alat potong cutting torch.gerinda.

    3. Setting bagian batang baja dengan base plate yang sudah disipakan dari proses pabrikasi, selanjutnya sambungkan dan setting bagina-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bantuk, jakar dan ukuran pada gambar kerja. Yang haris diperhatikan saat pemasangan dan setting/erection adalah tidak boleh ada kemiringan/sudut, panjang melebihi atau kurang. Dudukan base plate, gording dan maupun balok anak tidak miring.

    4. Cara pengelasan, bersihkan bagian yang akan dilas dari kotoran atau debu. Tebal las disesuaikan dengan beban konstruksi. Setelah pengelasan dibersihkan dari sisi las dan dihaluskan menggunakan alat gerinda tangan.

    5. Erection (pemasangan) adalah proses pemasangan rangka baja seperti kuda- kuda/rafter, kolom yang sudah disambung dan disetting diangkat untuk dipasang diatas kontruksi, disesuaikan dengan bagian lainnya (kolom, rafter/kuda-kuda, braching, tie road, dll). Proses pengangkatan konstruksi baja : untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih dari 10 meter maka pengangkatan konstruksi baja sebaiknya menggunakan alat angkat berat seperti hoist crane/mobile crane, karena lebih safety dan lebih efisien. Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6 meter, dapat menggunakan lifting equipment seperti chain block, hoist yang memiliki daya angkat dari 5 ton.

    6. Fitting atau penyambungan diatas rangka setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol/crane sampai diposisinya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul rafter dengan kolom. Selanjutnya ujung rafter diikat pakai seling (12mm) dan Tarik ujung seling bagian bawah ke pedestal/base plate, begitu seterusnya sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang braching/tie road sebagai pengikat rafter.

    7. Finishing adalah proses pemberishan, pengecekan dan pengecatan dari konstruksi baja yang sudah disambugnkan pengecatan mulai dari cat dasar dan cat finishing. Sebaiknya pengecatan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection (pemasangan) karena dilakukan lebih mudah dan lebih aman.

  77. Pasang Pelat Flens

    Pelat Flens sebagai penghubung rangka atap dengan bantuan baut. Koneksi pada pelat simpul inilah yang akan menentukan ada tidaknya momen pada struktur rangka, dalam kasus ini digunakan baut dengan perelisan rangka saat pendesignan dengan tujuan tidak ada momen dan hanya ada gaya aksial yang bekerja pada rangka.

  78. Pasang Angkur dia 18mm

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ukuran lubang angkur 18mm yang akan dipasang.

    2. Setelah di ukur sesuaikan angkur 18mm dengan objek yang akan dipasang.

    3. Pasang angkur 18mm kedalam lubang yang sudah dibor.

    4. Putar baut searah dengan jarum jam hingga kencang.

  79. Pasang Baut dia 10mm

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Ukuran lubang angkur 10mm yang akan dipasang.

    2. Setelah di ukur sesuaikan angkur 10mm dengan objek yang akan dipasang.

    3. Pasang angkur 10mm kedalam lubang yang sudah dibor.

    4. Putar baut searah dengan jarum jam hingga kencang.

  80. Pasang Gording C 125.50.20.2,3mm

    Tahapan Pekerjaan :

    1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.

    2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar dengan kolom yang ada di bawahnya.

    3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.

    4. Mengukur jarak gording.

    5. Mengangkat gording secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian gording yang telah selesai dirakit.

    6. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) gording tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri gording dapat ditentukan dengan posisi saat pekerjaan melihat gording, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian disebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.

    7. Mengontrol posisi berdirinya gording agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)

    8. Mengencangkan kuda-kuda dengan plate L (L bracket), dengan menggunakan screw.

    9. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi gording tidak berubah.

    10. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua gording, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.

    11. Memeriksa ulang jarak antar gording dari as ke as.

    12. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).

    13. Memasang balok nok.

    14. Memasang braching (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Braching dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

    15. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter.

  81. Pasang Pengaku Gording (Trekstang) dia 7,7mm

Tahapan Pekerjaan :

  1. Masukkan behel yang sudah diluruskan ke lubang gording mulai dari gording bawah.

  2. Las behel yang sudah dimasukkan ke lubang gording mulai dari gording bawah.

  3. Sebelum di las behel ke gording berikutnya luruskan gording terlebih dulu.

  4. Setelah posisi gording lurus, las behel gording.

  5. Lakukan seperti itu sampai gording terakhir.

Tags: